Studio Televisi, Kamera Apa yang Digunakan?
Pertanyaan seperti judul di atas. Padahal jawabannya
tentu saja simpel, ya kamera studio. Pertanyaan lugu dengan jawaban yang seolah
lugu juga. Tak ada yang salah dari pertanyaan tersebut juga tak ada yang salah
dengan jawaban di atas. Namun akan jadi soal ketika memang saat ini tak sedikit
kamera yang sebetulnya bukan diperuntukan di studio tapi digunakan di studio,
bahkan di stasiun televisi besar sekalipun.
Banyak sekali jenis kamera yang didesain serta diciptakan
oleh para vendor atau produsen. Jenis-jenis ini diklasifikasikan untuk
kebutuhan yang berbeda-beda, walaupun fungsi utamanya tentu saja sama yakni
untuk mengambil gambar dan atau suara. Berdasarkan pada penggunaannya, jenis
kamera dapat dibagi menjadi 3 kategori yaitu ENG (Electronic News Gathering),
EFP (Electronic Field Production) dan Kamera Studio.
ENG (Electronic News Gathering)
Kamera ENG adalah kamera yang digunakan untuk meliput sebuah peristiwa, kejadian ataupun sebuah berita. Ciri-ciri dari kamera ini adalah bentuknya yang portabel artinya mudah dibawa kemana-mana, dilengkapi dengan shake reduction (peredam getaran atau goncangan) serta dilengkapi dengan baterai dengan daya tahan yang cukup lama.
Kamera ENG adalah kamera yang digunakan untuk meliput sebuah peristiwa, kejadian ataupun sebuah berita. Ciri-ciri dari kamera ini adalah bentuknya yang portabel artinya mudah dibawa kemana-mana, dilengkapi dengan shake reduction (peredam getaran atau goncangan) serta dilengkapi dengan baterai dengan daya tahan yang cukup lama.
EFP (Elektronik Field Production)
Kamera EFP adalah kamera yang digunakan untuk produksi non berita. Kamera ini biasanya digunakan untuk produksi drama, sinetron, program nondrama dan lain-lain. Ciri-ciri dari kamera ini adalah dilengkapi dengan aksesoris seperti tripod, crane atau jimmy jib dan kadang dilengkapi juga dengan zoom servo (remote pengatur perbesaran gambar), view finder dan juga intercom.
Kamera EFP adalah kamera yang digunakan untuk produksi non berita. Kamera ini biasanya digunakan untuk produksi drama, sinetron, program nondrama dan lain-lain. Ciri-ciri dari kamera ini adalah dilengkapi dengan aksesoris seperti tripod, crane atau jimmy jib dan kadang dilengkapi juga dengan zoom servo (remote pengatur perbesaran gambar), view finder dan juga intercom.
Kamera Studio adalah kamera yang digunakan untuk
produksi-produksi didalam studio televisi. Ciri-ciri kamera ini dapat dilihat
dari ukurannya yang besar dan berat. Ukuran yang besar serta beban yang berat
dari kamera ini dimaksudkan agar ketika mengambil gambar hasil yang didapat
benar-benar still (tenang) dan smooth atau halus. Selain itu kamera ini juga
dilengkapi dengan zoom servo, pedestal (fungsinya seperti tripod), view finder
dan intercom yang memungkinkan PD atau Program Director untuk men-direct
kamerawan.
Salah satu yang membedakan dari ketiga jenis kamera juga ada
pada lensa yang digunakan. Lensa sebagai bagian penting dari kamera nyatanya
juga akan berpengaruh pada acara jenis apa yang akan dibuat oleh televisi.
Lensa untuk liputan bola berbeda dengan misalnya lensa yang digunakan untuk
liputan berita. Maka jenis kamera yang dipakai akan menggunakan jenis lensa yang
berbeda pula.
1. Lensa Studio
Sebuah lensa yang terdapat pada body kamera dimana di dalam
lensa ini sudah terdapat kontrol fokus dan zoom serta sensor kendali untuk
kontrol ekternal.
2. Lensa EFP dan ENG
Sebuah lensa yang terdapat pada kamera dimana kontrol zoom
dan fokus terpadat atau menempel pada badan lensa.
Lensa ini memungkinkan pengambilan gambar dengan sistem makro atau ekstrim close up (pengambilan obyek jarak dekat atau benda-benda kecil).
Lensa ini memungkinkan pengambilan gambar dengan sistem makro atau ekstrim close up (pengambilan obyek jarak dekat atau benda-benda kecil).
Dalam proses kerja studio kamera dipasang pada sebuah alat
yang disebut pedestal. Pedestal adalah dudukan kamera yang dilengkapi dengan
tiga buah dolly atau roda, yang mampu digerakan oleh kameraman dengan halus dan
tanpa getaran. Ketiga roda atau kemudi di bagian bawah menjadi alas tumpuan
sehingga pedestal dapat diputar menggunakan itu lingkaran kemudi. Kamera
dihubungakan langsung dengan kepala dudukan sehingga kamera dapat melakukan
gerakan berputar secara horisontal (pan) serta dapat merubah sudut penggambilan
gambar dari low angle ke high angle (tilt). Kita dapat merubah hal tersebut
secara halus dan dapat pula dikunci apabia kita sudah menemukan komposisi
gambar yang kita inginkan.
Ukuran kamera studio berkurun besar dan mempunyai berat
sekitar 45 kilogram namun dengan bantuan internal counter-weights kameraman
dapat dengan mudah menaikan atau menurunkan kamera selama telescopic ring-nya
tidak terkunci.
Alat Tambahan Pada Kamera Studio
Shot Boxes
Pada penggunaan kamera studio sering kita menggunakan beberapa ukuran gambar yang selalu dipakai dalam produksi. Salah satu contohnya adalah wide shot, two shot, dan one shot sering digunakan pada acara berita. Shot Boxes adalah sebuat perangkat elektronik yang dipasang pada kamera studio yang mampu mengingat ukuran zoom lensa lengkap dengan ukuran shutter dan fokus. Kameraman dapat mengatur semua dengan hanya menekan satu tombol. Dengan perangkat ini proses kerja akan semakin efektif dan efisien.
Pada penggunaan kamera studio sering kita menggunakan beberapa ukuran gambar yang selalu dipakai dalam produksi. Salah satu contohnya adalah wide shot, two shot, dan one shot sering digunakan pada acara berita. Shot Boxes adalah sebuat perangkat elektronik yang dipasang pada kamera studio yang mampu mengingat ukuran zoom lensa lengkap dengan ukuran shutter dan fokus. Kameraman dapat mengatur semua dengan hanya menekan satu tombol. Dengan perangkat ini proses kerja akan semakin efektif dan efisien.
Absurditas
Begitulah semestinya kamera, ia diperlakukan sesuai fungsi
dan kegunaanya. Sama seperti halnya mobil, truk difungsikan untuk mengangkut
barang sedang sedan untuk mengankut orang. Namun di negeri tercinta ini tak
jarang kita melihat mobil truk yang digunakan untuk mengangkut orang.
Pun dengan kamera televisi, tak jarang stasiun televisi menggunakan
kamera EFP bahkan kamera ENG untuk keperluan shooting di studio. Kenapa ini
bisa terjadi? Bukankah itu artinya menyalahi fungsi dan kegunaanya tadi?
Disinyalir yang menjadi biang ini semua ialah perihal budget. Kamera studio
dengan berbagai fitur lengkap itu harganya jauh lebih mahal tinimbang kamera
EFP dan kamera ENG. Maka, kamera EFP yang semestinya diperuntukkan dalam
produksi sinetron atau kamera ENG untuk peliputan berita di lapangan, dipaksa
difungsikan dalam pembuatan acara televisi di studio. Hasilnya tentu saja
kurang maksimal. Selain itu akan menjadi pekerjaan tersendiri untuk para
operator kamera itu sendiri. Tak semua kamera EFP bisa dikoneksikan dengan CCU
atau Camera Control Unit apalagi kamera ENG, artinya untuk menyamaratakan pencahayaan
tidak bisa dikontrol dalam satu alat. Jadi masing-masing operator kamera harus
mengadjust fungsi iris serta color temperature untuk white balancenya.
TV Nasional, TV Lokal, TV Komunitas atau TV Kampus
Seperti diulas di atas bahwa nyatanya bahkan televisi
beberapa telelevisi nasionalpun ”hanya” menggunakan kamera EFP untuk kebutuhan
studio, namun sebagian besar memang telah menggunakan kamera studio. Sedangkan
televisi lokal hampir dipastikan tidak benar-benar menggunakan kamera studio.
Sebagian besan bahkan menggunakan kamera ENG, kamera untuk liputan berita yang
dipaksakan untuk keperluan acara televisi di studio.
Lantas bagaimana dengan televisi komunitas. Nah ini lebih
unik lagi, televisi komunitas ada yang menggunakan kamera ENG untuk studio dan
bahkan ada yang menggunakan kamera model compact seperti handycam. Demikian
juga dengan televisi yang basisnya web. Alinea TV yang tayang streaming di
internet menggunakan kamera handycam untuk acara live dialog pun liputan di
lapangan.
TV Kampus tak beda jauh dengan televisi komunitas. Kamera
yang digunakan biasanya tergantung dari budget yang dialokasikan kampus.
Sebagian tv kampus biasanya merupakan bagian dari studio yang digunakan untuk
latihan dalam perkuliahan broadcasting televisi. Kamera yang digunakan
merupakan kamera ENG.
Era Televisi Digital, Kamera Digital
Puluhan tahun teknologi televisi menggunakan teknologi
analog, pesatnya teknologi pada abad 21 telah mengubah segalanya, teknologi
analog lambat laun tergantikan oleh teknologi digital. Salah satu kelemahan
dari teknlogi analog adalah terbatasnya frekuensi yang tersedia. Begitu pula
dengan kualitas gambar yang dihasilkan, teknologi digital memiliki kelebihan
yang jauh disbanding teknologi analog. Teknologi televisi digital sudah dimulai
sejak tahun 2003 yang dipelopori oleh negara yang memiliki perkembangan
teknologi pesat, Jerman.
Dengan kamera digital, permasalahan kategorisasi kamera
berdasarkan peruntukan diatas agak tereliminir. Karena misalnya koalitas kamera
ENG banyak yang setara dengan kamera EFP. Saking miripnya bahkan secara hasil
bisa jadi tak begitu tampak perbedaan yang mencolok. Kamera untuk acara World
Cup 2010 kemarin sebagai contoh, acara bola yang biasanya menggunakan kamera
Studio, saat itu menggunakan kamera EFP alias kamera untuk kepentingan produksi
drama. Karenanya Canon XF 305 sebagai kamera EFP mendapat banyak pujian karena
output yang diterima para pemirsa sangat bagus.
Namun hemat penulis, mestinya penggunaan kamera itu ideal
dengan fungsi dan kegunaanya terkecuali kelak produsen kamera tak lagi memilah
jenis kamera berdasar jenis produksi yang dihasilkan.
No comments:
Post a Comment