Tuesday, 17 February 2015

RAW , TIFF ATAU JPEG

Para profesonal di dunia fotografi sudah paham bahwa kualitas warna paling optimal dengan kedalaman warna maksimal, hanya bisa diperoleh lewat penggunaan format RAW, bukan JPEG langsung dari kamera. Ini terjadi karena format RAW merupakan format hasil foto yang murni diambil dari lensa dan keluar dari sensor kamera, tanpa melalui algoritma prosesor kamera. Dengan demikian tidak ada degradasi data-data warna yang terjadi pada format RAW. Itulah sebabnya kenapa untuk membuka, memproses dan mengkonversi format RAW butuh software khusus pada komputer Anda. Software tersebut menggantikan peran algoritma prosesor pada kamera Anda. Bedanya, software pengolah foto berformat RAW dilengkapi dengan fitur & kemampuan yang berkali-kali lipat lebih hebat daripada algoritma prosesor kamera Anda.



Apa bedanya kualitas JPEG langsung dari kamera dengan JPEG yang merupakan hasil olahan & konversi dari format RAW? Jelas berbeda. JPEG langsung dari kamera diolah dari prosesor kamera yang - kami umpamakan - hanya memiliki 1.000 baris bahasa mesin. Sedangkan format JPEG yang didapat dari pengolahan format RAW di komputer diperoleh dari sinergi prosesor komputer & software yang memiliki 1.000.000 baris bahasa mesin. Mesin komputer yang lebih mampu & lebih bertenaga, sanggup dimuati dengan algoritma pengolahan data yang jauh lebih banyak daripada prosesor kamera. Hasilnya adalah data-data hasil foto yang lebih lengkap, sehingga file bisa diolah dengan lebih baik.

PENGERTIAN WHITE BALANCE



White balance atau lebih sering disebut WB adalah kemampuan kamera membaca/mengukur temperatur warna berdasarkan cahaya yang ada. Fungsi dari white balance sendiri adalah mengantur komposisi warna berdasarkan cahaya yang ada, agar mendapatkan foto yang akurat/tepat warna fotonya sesuai dengan warna aslinya (natural color) dengan kata lain supaya yang putih terlihat putih.

Pada umumnya, sebagian dari kita pengguna kamera digital tidak pernah memperhitungkan setting white balance, kita hanya senang bahkan selalu menggunakan setting auto white balance (AWB) serta menggunakan teknik segita exposure. Padahal WB Auto akan menganggap bagian tercerah adalah warna putih, walau mungkin sebenarnya bukan. AWB cuman akurat kalau ada banyak warna putih di depan kemera kita. Namun jika Anda menggunakan kamera Infra Red white balance adalah hal penting untuk menghasilkan foto yang tepat sesuai warna yang diinginkan meskipun menggunakan format RAW.

Meskipun kamera digital terbaru saat ini sudah semakin canggih dan mampu menghasilkan foto yang bagus. Namun kamera dengan teknologi saat ini masih memiliki kelemahan, kamera tidak selalu mampu menyesuaikan kondisi warna obyek yang sebenarnya. Dengan kata lain, apa yang terlihat di kamera, belum tentu sama dengan kondisi aslinya. Nah dengan menggunakan fitur white balance inilah kamera mampu mengurangi kelemahannya untuk mengatur komposisi warna dengan tepat.

Sekedar tips untuk mengurangi kesalahan warna pada fotografi, pilihlah format RAW saat memotret. Karena dengan setingan format RAW Anda masih bisa melakukan perbaikan warna di olah digital dengan mudah menggunakan software pengolah file RAW sesuai kamera digitalnya. Saat menggunakan setingan RAW, metode white balance mungkin masih bisa diabaikan. Namun jika tetap memilih white balance yang tepat, Anda akan mengurangi waktu untuk proses digital di komputer.

Sunday, 15 February 2015

PENJELASAN TENTANG LIGHT METER PADA KAMERA



Light Meter adalah pengukur cahaya yang terdapat dalam kamera DSLR, belakangan ini beberapa kamera compact / pocket juga sudah mengadopsi light meter. Light Meter pada kamera akan terlihat pada ruag bidik (view finder) dan beberapa kamera yang telah memiliki teknologi live view juga dapat terlihat pada layar LCD kamera. Light Meter ini mempunyai peranan yang sangat penting, pemotret tidaklah perlu menebak-nebak pengaturan speed dan diafragma.
Karena tinggal tentukan saja titik light meter pada titik tengah dengan cara memutar-mutar panel diafragma dan speed. Teknologi ini memang sangat memudah si pemotret untuk membuat sebuah foto dengan cahaya yang normal. Soal pengaturan ISO yang telah ditentukan kita juga dengan mudahnya menyesuaikan diafragma maupun kecepatan.  Berikut ini beberapa pola pengukuran (metering) dalam fotografi digital, yang umum kita kenal ada 4 pola pengukuran yaitu evaluative, partial, spot dan centre weight/ average.
Berikut sedikit penjelasan tentang Metering dalam kamera dslr

DEFINISI ISO PADA KAMERA



Dalam dunia fotografi, istilah “ISO” mengacu pada kecepatan film atau sensitivitas sensor kamera digital terhadap cahaya.
Pada kamera non digital, Anda harus membeli film dengan ISO tertentu dan menggunakannya sampai habis tanpa bisa mengubah nilai ISO.
Sedang pada kamera digital, setting ISO dapat disesuaikan untuk setiap foto yang diambil.
Memahami konsep ISO dapat membantu Anda mengambil gambar terbaik dalam setiap kondisi pencahayaan.
Standar Selain ISO
ISO merupakan singkatan dari International Organization for Standardization.
Selain ISO, standar lain yang juga umum digunakan adalah ASA atau American Standards Association.
Sedangkan kamera buatan Eropa mungkin menandai standar kecepatan film sebagai DIN (Deutsches Institut für Normung) yang terdiri dari angka dua digit diikuti dengan simbol derajat.
Dalam semua kasus, semakin tinggi angka ISO semakin tinggi pula kecepatan film atau sensor.

Friday, 13 February 2015

Diafragma / Iris dalam fotografi


Diafragma (en:diaphragm) adalah komponen dari lensa yang berfungsi mengatur intensitas cahaya yang masuk ke kamera. Diafragma lensa biasanya membentuk lubang mirip lingkaran atau segi tertentu. Ia terbentuk dari sejumlah lembaran logam (umumnya 5, 7, atau 8 lembar) yang dapat diatur untuk mengubah ukuran lubang (disebut tingkap) (en:aperture) dimana cahaya akan lewat. Tingkap akan mengembang dan menyempit persis pupil di mata manusia.
Diafragma selalu ada dalam sebuah kamera dan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi banyak tidaknya penerimaan cahaya yang ada pada sebuah foto atau gambar. Faktor faktor yang mempengaruhi gelap terangnya sebuah foto atau gambar adalah shutter speed (kecepatan rana), aperture (diafragma), dan ISO (sensitifitas penerimaan cahaya pada kamera).
Menurut Yozardi[1] bukaan diafragma (aperture) adalah alat pengatur cahaya yang dapat masuk ke dalam lensa kamera. Bukaan diafragma berbentuk lembaran bundar terbuat dari logam yang bisa membuka dan menutup.

Thursday, 12 February 2015

Mengenal Shutter Speed Dalam Fotografi

Teknik Fotografi - Shutter speed merupakan salah satu elemen fotografi yang berada dalam "Exposure Triangle". Seperti yang telah Kami tekankan pada artikel-artikel sebelumnya, bahwa untuk mendalami "Exposure Triangle" alangkah baiknya jika sobat-sobat meninggalkan sejenak mode otomatis dan berpindah pengaturan ke mode manual. Ketiga elemen dari "Exposure Triangle" antara lain adalah ISO, Aperture serta Shutter Speed, sebelumnya kami telah mengulas sedikit tentang ISO, dan sekarang tiba waktunya untuk membahas apa sih Shutter Speed itu?

Shutter Speed Train ColourPop


APAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN SHUTTER-SPEED?

Shutter speed bagi kebanyakan orang Indonesia diartikan secara bahasa sebagai kecepatan rana, yaitu berapa lamanya shutter terbuka. Pada era fotografi film shutter speed diartikan sebagai lamanya film di-expose ke obyek yang difoto, deskripsi ini sama dengan era fotografi digital dimana shutter speed merupakan lamanya sensor "melihat" subyek yang akan diambil gambarnya. Dibawah ini Kami mencoba untuk mengulas "Shutter Speed" ke dalam beberapa bagian. Semoga mudah dimengerti bagi Sobat-sobat yang baru mengenal dunia fotografi:

Pengenalan dan sejarah adobe photoshop


Adobe Photoshop, atau biasa disebut Photoshop, adalah perangkat lunak editor citra buatan Adobe Systems yang dikhususkan untuk pengeditan foto/gambar dan pembuatan efek. Perangkat lunak ini banyak digunakan oleh fotografer digital dan perusahaan iklan sehingga dianggap sebagai pemimpin pasar (market leader) untuk perangkat lunak pengolah gambar/foto, dan, bersama Adobe Acrobat, dianggap sebagai produk terbaik yang pernah diproduksi oleh Adobe Systems. Versi kedelapan aplikasi ini disebut dengan nama Photoshop CS (Creative Suite), versi sembilan disebut Adobe Photoshop CS2, versi sepuluh disebut Adobe Photoshop CS3 , versi kesebelas adalah Adobe Photoshop CS4 , versi keduabelas adalah Adobe Photoshop CS5 , dan versi yang terakhir (ketigabelas) adalah Adobe Photoshop CS6.

Photoshop tersedia untuk Microsoft Windows, Mac OS X, dan Mac OS; versi 9 ke atas juga dapat digunakan oleh sistem operasi lain seperti Linux dengan bantuan perangkat lunak tertentu seperti CrossOver.

Pengembangan[sunting sumber]

Pada tahun 1987, Thomas Knoll, mahasiswa PhD di Universitas Michigan, mulai menulis sebuah program pada Macintosh Plus-nya untuk menampilkan gambar grayscale pada layar monokrom. Program ini, yang disebut Display, menarik perhatian saudaranya John Knoll, seorang karyawan di Industrial Light & Magic, yang merekomendasikan Thomas agar mengubah programnya menjadi program penyunting gambar penuh. Thomas mengambil enam bulan istirahat dari studi pada tahun 1988 untuk berkolaborasi dengan saudaranya pada program itu, yang telah diubah namanya menjadi ImagePro.[1] Setelah tahun itu, Thomas mengubah nama programnya menjadi Photoshop dan bekerja dalam jangka pendek dengan produsen scanner Barneyscan untuk mendistribusikan salinan dari program tersebut dengan slide scanner; "total sekitar 200 salinan Photoshop telah dikirimkan" dengan cara ini.[2]
Selama waktu itu, John bepergian ke Silicon Valley di California dan memberikan demonstrasi program itu kepada insinyur di Apple Computer Inc. dan Russell Brown, direktur seni di Adobe. Kedua demonstrasi itu berhasil, dan Adobe memutuskan untuk membeli lisensi untuk mendistribusikan pada bulan September 1988.[1] Sementara John bekerja pada plug-in di California, Thomas tetap di Ann Arbor untuk menulis kode program. Photoshop 1.0 dirilis pada 1990 khusus untuk Macintosh.[3]

Fitur[sunting sumber]

Meskipun pada awalnya Photoshop dirancang untuk menyunting gambar untuk cetakan berbasis-kertas, Photoshop yang ada saat ini juga dapat digunakan untuk memproduksi gambar untuk World Wide Web. Beberapa versi terakhir juga menyertakan aplikasi tambahan, Adobe ImageReady, untuk keperluan tersebut.

Wednesday, 11 February 2015

ANATOMI KAMERA

ANATOMI KAMERA

Anatomi Kamera














Tidak hanya tubuh manusia yang memiliki anatomi, tetapi kamera juga memiliki anatomi yang perlu kita ketahui sebagai seorang insan kreatif. Nah, artikel ini menjelaskan anatomi kamera yang digunakan dalam membuat film. Pada prinsipnya, kamera dibagai menjadi tiga bagian yaitu Lens, Camera Body, dan Magazine atau Tape Compartments.

Monday, 9 February 2015

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN FOTOGRAFI SEHINGGA MENJADI SEBUAH SENI

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN FOTOGRAFI

Pada abad ke-19, tepatnya di tahun 1839 merupakan tahun awal kelahiran fotografi. Pada tahun itu, di Perancis dinyatakan secara resmi bahwa fotografi adalah sebuah terobosan teknologi dengan hasilnya berupa rekaman dua dimensi seperti yang terlihat oleh mata, sudah bisa dibuat permanen.Fotografi kian populer seiring dengan perkembangan teknologi. Kata fotografi berasal dari dua kata Yunani kuno, yaitu photo, yang artinya cahaya, dan graphos yang artinya untuk menggambar. Dengan begitu, secara harfiah fotografi bisa diartikan sebagai menggambar dengan cahaya.Sejarah fotografi bermula jauh sebelum Masehi. Pada abad ke-5 Sebelum Masehi (SM), seorang pria bernama Mo Ti mengamati suatu gejala. Jika pada dinding ruangan yang gelap terdapat lubang kecil (pinhole), maka di bagian dalam ruang itu akan terefleksikan pemandangan di luar ruang secara terbalik lewat lubang tadi. Mo Ti adalah orang pertama yang menyadari fenomena camera obscura (The History of Photography karya Alma Davenport, terbitan University of New Mexico Press tahun 1991).Berabad-abad kemudian, banyak yang menyadari dan mengagumi fenomena ini, mulai dari Aristoteles di abad ke-3 SM dan seorang ilmuwan Arab, Ibnu Al Haitam (Al Hazen) pada abad ke-10 SM yang berusaha menangkap fenomena ini ke dalam suatu alat, hingga pada tahun 1558, seorang ilmuwan Italia, Giambattista Della Porta menyebut ”camera obscura” pada sebuah kotak yang membantu pelukis menangkap bayangan gambar.Berbagai penelitian kembali dilakukan namun perkembangan berarti terjadi pada tahun 1824. Seorang seniman lithography Perancis, Joseph-Nicephore Niepce (1765-1833), setelah delapan jam meng-exposed pemandangan dari jendela kamarnya, melalui proses yang disebutnya Heliogravure (proses kerjanya mirip lithograph) di atas pelat logam yang dilapisi aspal, berhasil melahirkan sebuah imaji yang agak kabur. Ia melanjutkan percobaannya hingga pada tahun 1826 inilah yang akhirnya menjadi sejarah awal fotografi yang sebenarnya.
Foto yang dihasilkan itu kini disimpan di University of Texas di Austin, AS.Penelitian demi penelitian terus berlanjut hingga pada tanggal 19 Agustus 1839, desainer panggung opera yang juga pelukis, Louis-Jacques Mande’ Daguerre (1787-1851) dinobatkan sebagai orang pertama yang berhasil membuat foto yang sebenarnya. Sebuah gambar permanen pada lembaran plat tembaga perak yang dilapisi larutan iodin yang disinari selama satu setengah jam cahaya langsung dengan pemanas mercuri (neon). Proses ini disebutdaguerreotype.